Blogger Bukan Sastrawan

Merayakan 6 tahun ngeblog!

6 tahun sudah saya ngeblog. Awalnya karena mulai mengeksiskan diri di situs jejaring social bernama Friendster (yang sangat terkenal sebelum akhirnya digeser sama Facebook maupun Twitter). Friendsterlah yang memperkenalkan saya apa itu blog beserta fungsinya. Waktu itu memang sudah keranjingan menulis. Bahkan sudah suka menulis sejak SMP. Hanya saja medianya cuma buku tulis sekolah dan kalau punya uang lebih yah baru beli buku ‘agenda’ berwarna hitam. Dulu isi ‘agenda’ kebanyakan puisi dan cerpen. Kadang puisi yang keprosa-prosaan atau prosa yang kepuisi-puisian, cerpen yang gagal. Yang penting nafsu menulis tersalurkan. Karena remaja dulu mungkin juga pendiam dan pasif ditambah suka melamun, makanya aktifitas menulis mungkin salah jadi salah satu pelarian atau pelampiasan paling pas barangkali. Tumpukan ‘agenda’ itu sempat saya bawa ke Jogja ketika selesai SMA di Ende. Dua minggu di Jogja kemudian dikenalkan yang namanya internet sama teman baik saya di SMA, Martin Dee alias Babe. Saya ingat betul, waktu itu awal Agustus 2005, di sebuah warnet di daerah Babarsari, saya belajar berinternet!

Mencari inspirasi menulis di Pasar Kapan, Mollo Utara

Dari situ ketemulah jejaring social bernama Friendster dan media blognya, sehingga pada akhirnya konsep-konsep tulisan saya yang berada di dalam buku ‘agenda’ hitam mulai saya kirim juga ke blog Friendster. Setahun kemudian, secara tidak sengaja ketika lagi asyik baca Koran gratis yang ditempel di dinding depan kantor redaksi Kedaulatan Rakyat (di jalan Mangkubumi, Jogja) saya membaca artikel tentang perkembangan blog saat itu, juga daftar-daftar media blog gratis semacam blogger.com, wordpress.com, dan multiply.com. saat itu juga saya langsung menuju ke salah satu warnet dekat Tugu dan mulai membuka akun baru di blogger.com dan multiply.com sekaligus. Waktu itu duluan aktif di blogger.com karena merasa lebih gampang saja ketimbang multiply atau wordpress yang sedikit lebih ribet. Beberapa bulan kemudian sempat bikin akun di wordpress juga tapi kemudian ditinggal pergi begitu saja hi hi hi. Lantas vakum dari blogger, beralih ke multiply hingga akhirnya ketemu kak Tuteh Pharmantara, yang kebetulan juga aktif di multiply. Kak Tuteh sendiri adalah penyiar radio yang paling eksis di kota Ende, ternyata adalah juga blogger yang cukup punya nama di lingkungan blogger Nusantara. Beliaulah yang kemudian mengajak saya bergabung saat Forum Blogger NTT baru saja dibentuk beberapa hari. Pada akhirnya memang nyata bahwa saya menemukan banyak blogger hebat yang banyak memberikan inspirasi baik dalam hal menulis, bikin desain blog sendiri, dsb.

Tahun 2007 via blog, saya juga kenal yang namanya Facebook. Di sinilah saya juga menemukan banyak orang hebat dalam hal menulis, ketemu dan berkenalan dengan banyak blogger dan komunitasnya. Kemudian meninggalkan multiply dan aktif lagi di blogger, yang sejak pertama dibikin akunnya saya namai ‘Cerah Hati’. Nama yang akhirnya juga menjadi judul buku kumpulan puisi saya yang terbit Mei 2011. Pada dasarnya Cerah Hati hanyalah sebuah spontanitas saya dalam menulis. Menulis dengan hati yang paling jujur, paling benderang. Blog Cerah Hati sendiri sempat berganti-ganti alamat, dari christiansenda.blogspot.com, dickysenda.blogspot.com, cerahhati.blogspot.com, anaktimor.blogspot.com hingga akhirnya paten menggunakan www.naked-timor.blogspot.com saking terpesonanya saya dengan bukunya Trinity, Naked Traveler. Kini pasca buku Cerah Hati Lahir, blog naked-timor.blogspot.com pun bertransformasi diri menjadi bukan lagi Cerah Hati, melainkan Kanuku Leon, yang secara tak sengaja saya temukan dalam sebuah naskah tulisan yang merumuskan perbendaharaan kata bagi orang-orang Polinesia, yang konon juga sudah menjadi darah bagi sebagain masyarakat Timor. Kanuku Leon sendiri berarti kemegahan. Dan kata itu yang menginspirasi saya untuk menulis dan mempersiapkan beberapa naskah puisi dan cerpen yang berkaitan dengan filosofi kemegahannya orang Polinesia berharap itu akan menjadi sebuah karya baru lagi pasca Cerah Hati. Karya yang saya impikan sebagai kumpulan cerpen dan prosa pendek berjudul ‘Kanuku Leon’, berharap bias dilahirkan di tahun 2012 nanti!

Itulah jalannya. Itulah arahnya selama ini saya jalani. Dan saya nikmati. Menulis dan blogger. Blogger dan menulis. Saya lebih suka menyebut diri saya penulis dan blogger, ketimbang sastrawan. Meski 80 % tulisan saya berbau sastra. Menjadi sastrawan berat bebannya. Dan saya hanya baru layak menjadi blogger.

salam hangat buat keluarga besar Forum Blogger NTT http://www.flobamoracommunity.wordpress.com
(twitter: @Flobamorata), keluarga besar Mudaers NTT Menulis dan #Daunlontar

SoE, 12 November 2011
CDS

***

Dicky Senda adalah sastrawan muda NTT. Puisi-puisinya sering dimuat di Kompas dan telah menerbitkan sebuah buku berjudul Cerah Hati. Anak muda NTT, Sarjana Psikologi, berbakat di dunia tulis-menulis!
Bagikan di Google Plus

About bisotisme.com

Salah satu admin di tim admin yang mengurus web ini.
    Komentar
    Komentar melalui Facebook

6 komentar:

  1. Good, Dicky hehe. NTT membutuhkan banyak blogger yang bisa berkarya dan mempromosikan NTT lewat blog-blog mereka... tulisan2 Dicky jempol semua :D dan terutama dengan menerbitkan buku Cerah Hati, memotivasi blogger2 NTT lain untuk ikut berkarya! Thanks untuk selalu setia bersama Flobamora Community :p *apa coba* :D hihihihi...

    BalasHapus
  2. TOP :)

    btw blogger itu lebih bebas dari penyair ataupun wartawan, blogger tidak bisa diperbandingkan dengan dua profesi itu, sebagai blogger kita bebas menulis fakta dengan menambah opini, jadi tetap menggunakan (5W+1H) seperti wartawan, tapi bebas memberi masukkan sesuai opini (hal ini idealnya gak boleh dilakukan oleh wartawan/jurnalis).

    Di era digital ini blogger adalah insan media baru yg sulit untuk disandingkan dengan profesi2 sebelumnya. So, gak perlu minder atau inferior gitu hehehe, PD aja, tanpa blogger mungkin orang hanya tahu NTT dari kacamata media, tapi dengan adanya blogger, orang akan lebih mengenal NTT dengan kaca mata dan perspektif yg lebih beragam, media mainstream tidak akan memberitakan semisal dimana itu Pasar Kapan, Mollo Utara, apa yg dijual disana dlsb hehehe

    Semangat! :)

    BalasHapus
  3. Saya suka komentarnya om Bisot! Ini nih yang mesti kita sebar luaskan :D Bahwa :

    tanpa blogger mungkin orang hanya tahu NTT dari kacamata media, tapi dengan adanya blogger, orang akan lebih mengenal NTT dengan kaca mata dan perspektif yg lebih beragam, media mainstream tidak akan memberitakan semisal dimana itu Pasar Kapan, Mollo Utara, apa yg dijual disana dlsb hehehe

    Eh... mau saya kopi ah :D wkwkwkw...

    BalasHapus
  4. emang dari pertama kali baca sudah 'jatuh hati' sama puisi puisi nya dicky :D

    BalasHapus
  5. Lugas, jelas, permainan kata2nya... aaaaah... Dicky... Ayo terbitkan buku ke dua! :D

    BalasHapus
  6. om bisot, dr jurnalnya teman sy yg barusan ikut Temu Sastra Nasional di Ternate bulan lalu, ternyata mereka jg sempat menyingnggung tentang 'kebebasan' blogger yang sepertinya masih dianggap mencederai kemurnian sastra arus utama. disebutkan 'pernyataan penyair Binhad Nurrohmat pada sesi tanya jawab bahwa blogger(s) adalah kumpulan orang-orang kalah yang pelan-pelan menghindar dari persaingan media massa dan membentuk dunianya sendiri'

    weeww....

    BalasHapus