Oko Mama Flobamora


di depan karya Yopie Liliweri


Oleh Christian Dicky Senda

Ketika mengetahui kabar bahwa akan ada pameran seni rupa di Kupang, saya langsung gembira. Tidak berlebihan memang sebab tahu sendirilah kondisi di Kupang seperti apa. Even-even seni dan kebudayaan masih sangat jarang, kalaupun ada biasanya sepi peminat—karena kurang promosi. Nah pameran bertajuk Oko Mama: Bianglala Rupa Flobamora ini membawa konsep yang fresh ke Kupang dengan menggabungkan karya perupa maestro seperti Affandi hingga Made Wianta sederet dengan perupa lokal NTT, dari yang senior seperti Fredrik Messah dan George Eman hingga pendatang baru nan potensial seperti Luiz Wilson dan Gerald Louis Fori. Kenapa bisa karya maestro seperti Affandi bisa ada di salah satu ruang pameran di Taman Budaya NTT? Karya berjudul Perahu-Perahu yang dibuat Affandi tahun 1955 diboyong oleh tim dari Galery Nasional Jakarta bersama dengan karya 20 seniman lainnya khusus ke Kupang. Menurut informasi yang tertera di dalam katalog karya, hal tersebut adalah agenda resmi dari gallery Nasional Jakarta yang sudah beberapa tahun ini berkeliling Indonesia untuk memamerkan koleksi-koleksi mereka. Semacam sebuah usaha untuk mengedukasi masyarakat sekaligus merangsang kreativitas seniman di setiap kota yang dikunjungi. Sebuah upaya yang patut diapresiasi.

Luiz Wilson dan karyanya
Oko Mama (yang dari bahasa Dawan- Timor, berarti tempat menaruh sirih-pinang-dan kapur) berlangsung selama seminggu sejak 28 April hingga 3 Mei 2013. Saya sendiri baru sempat mengunjungi pameran tersebut di hari keduanya, bersama blogger Kupang, Nike Frans. Kami beruntung sebab kala itu bisa bertemu langsung dan mengobrol dengan salah satu seniman lokal yang karyanya turut dipamerkan, bung Luiz D  Wilson, seorang dosen arsitektur di Univ. Nusa Cendana. Bagi Wilson, pameran ini adalah pencapaian tersendiri baginya yang sebelumnya memang lebih banyak mengajar dan terjun ke dunia seni musik/suara. Meski sebenarnya di sela waktu yang ada ia masih sempat untuk bikin sketsa atau melukis. Ia pun yang berinisiatif membuat grup facebook bernama Kupang Scetch Lover. “Waktu Megawati berkunjung ke Soe, saya diminta panitia untuk melukis wajah Soekarno dalam ukuran besar sebab saat itu teknologi printing belum ada di Kupang. Banyak yang memuji dan itu momen pertama saya untuk ‘go out’ hingga akhirnya berkenalan dengan kepala UPTD Taman Budaya NTT.

bersama karya Gerald L F
Lain Wilson, lain pula Gerald Louis Fori. Ia adalah teman baik saya sejak SMA, dan saya tahu betul potensinya dalam menggambar dan mendesain. Gerald terlibat di Oko Mama dengan 2 buah karya berjudul Mumi Amarasi dan Sirih Pinang Perpisahan. Karya Gerald menjadi menarik dan berbeda dengan perupa lain sebab ia mengusung ‘digital photography’ bukan melukis dengan aneka jenis cat. Selain kedua seniman di atas, ada beberapa karya yang cukup menaruk perhatian saya, misalnya karya om Yopie Liliweri (Credo Ergo Sum) dan Fredrik Messah (Dunia Merah). Kesan akhir saya, Oko Mama menjadi berimbang antara karya dari Jakarta dan perupa ‘pendatang baru’ dari NTT. Maksudnya, ketika saya kebingungan menangkap makna dari banyaknya lukisan abstrak dari Jakarta (namanya juga maestro) yang bikin kening mengkerut, namun pada sisi lain, karya perupa lokal hadir dengan isu-isu lokalitas mereka (dalam ekspresi wajah orang NTT, motif kain NTT hingga feneomena sosial yang sedang terjadi di NTT). Dan semuanya digambarkan dengan sangat artistik dan mudah dicerna.

Terima kasih untuk UPTD Taman Budaya NTT untuk even keren ini. sering-seringlah bikin kegiatan seni. Biar gedung-gedung itu tak kosong melompong sepanjang tahun, atau hanya ponu deng penari sa. Kata teman saya, Taman Budaya NTT harus memfasilitasi semua jenis seni yang ada di NTT. Begitu? Ahh. Oko Mama kali ini semacam hadiah terbaik yang diberikan ke-14 seniman lokal NTT untuk tanah Flobamora tercinta. Patut diapresiasi. 





Christian Dicky Senda, Ketua Komunitas Blogger NTT. Bergiat di Flobamora Community, Dusun Flobamora dan Forum SoE Peduli. Kini menetap di Kupang. 
Bagikan di Google Plus

About Christian Senda

Salah satu admin di tim admin yang mengurus web ini.
    Komentar
    Komentar melalui Facebook

2 komentar:

  1. Makasi banyak om Dicky su muat tentang Pameran seni Rupa bertajuk Oko mama Bianglala Rupa Flobamorata....thanx buat apresiasinya......

    BalasHapus
  2. Hal yang luar biasa dan harus disebarluaskan! (k)

    BalasHapus