The Power of Community

Pendahuluan

Rokatenda adalah nama salah satu gunung berapi yang dalam beberapa bulan terakhir ini aktif. Gunung Rokatenda sendiri berada di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Sudah bisa ditebak, dengan meletusnya gunung Rokatenda, maka kehidupan penduduk di sekitar gunung tersebut menjadi terancam dan bukan merupakan pilihan yang mudah jika mereka harus memilih untuk mengungsi dari tempat tinggal mereka. Hidup dalam pengungsian bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk dijalani, meninggalkan mata pencaharian, meninggalkan rumah dan harta untuk menyelamatkan jiwa adalah pilihan yag dilematis namun pilihan-pilihan ini harus diambil untuk mempertahankan hidup. Kita bisa melihat bahwa perilaku mempertahankan kelangsungan hidup merupakan bentuk dari mekanisme evolusi yang dimaksud oleh Darwin.

Namun dalam mempertahankan hidup, individu tentunya memerlukan individu lain. kita memerlukan liyan (orang lain). Dalam beberapa keterbatasan yang bisa dilakukan oleh satu individu untuk menyelesaikan persoalan hidupnya, maka akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan bersama dengan orang lain. Bukankah berdua lebih baik daripada seorang diri?

Dalam tulisan ini, saya akan menyoroti bagaimana peran liyan dalam membantu setiap individu yang menjadi korban dari meletusnya gunung Rokatenda.

The power of community

Dalam konteks bencana Rokatenda, maka kita tidak berbicara mengenai orang lain (liyan) sebagai suatu bagian yang terpisah menjadi individu namun kita berbicara mengenai bagaimana individu-indvidu ini bergabung membentuk suatu komunitas dan kemudian membantu para korban bencana alam Rokatenda. Adalah Komunitas blogger flobamora atau biasa disebut dengan Flobamora Community yang pertama kali memberikan concern terhadap para pengungsi Rokatenda. Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh setiap anggota dalam komunitas ini, mereka mau untuk bergerak dan membantu korban bencana gunung Rokatenda.

Pergerakan yang diinisiasi oleh Flobamora Community bukannya tanpa kendala, oleh karena itu untuk mengatasi kendala tersebut, Flobamora Community sebagai komunitas tidak bisa bekerja sendiri. Melalui social networking, komunitas ini membagikan ide untuk membantu korban bencana Rokatenda. Ide ini menjadi suatu pergerakan sosial-kemanusiaan yang kemudian menggerakan komunitas-komunitas lain di NTT bahkan secara mengejutkan komunitas-komunitas yang berada di luar NTT seperti di Ambon dan gabungan pelajar Indonesia di Australia pun turut membantu pergerakan ini.

Kita juga dapat menyimpulkan bahwa masalah sosial-kemanusiaan bisa diatasi dengan cara kerja berbasis komunitas. Awalnya anda hanya men-sharekan ide tentang kemanusiaan, kemudian ide itu disetujui oleh orang lain/kelompok lain, langkah selanjutnya adalah bergerak bersama-sama.

Proses membagikan ide inilah yang juga dipakai oleh orang-orang besar seperti Marthin Luther King, Jr dan Wright bersaudara. Dr. King mengawali perjuangannya dengan menyerukan ‘I have a dream’. Saya memikirkan atau sedikit berimajinasi bahwa Dr. King ketika membagikan idenya tentang kemanusiaan berkata demikian. “Saya memiliki mimpi agar kemanusiaan di Amerika dapat menjadi equal, tidak ada pemisahan antara kulit putih dan kulit berwarna dengan alasan kemanusiaan, apakah anda mau membantu saya mewujudkan hal ini?” atau Wright bersaudara ketika ingin menciptakan pesawat terbang, “hai apakah anda ingin melihat manusia terbang?, kami punya mimpi itu namun kami butuh anda semua untuk mewujudkannya bersama kami, maukah anda?” Bukankah pola ini juga dipakai Flobamora community dan komunitas-komunitas lain yang telah membantu para korban bencana alam Rokatenda. “Saudara-saudara kita yang menjadi korban Rokatenda memerlukan bantuan, maukah anda bekerja bersama kami?”, “pengungsi Rokatenda membutuhkan 1 mug beras dan selimut di pengungsian, mari kita bersama-sama wujudkan !”

Ide-ide ini menjadi semangat bergerak untuk mewujudkan hidup yang lebih baik bagi para pengungsi Rokatenda. Ide-ide ini hanya dapat diwujudkan bersama dengan orang lain yang juga memiliki semangat yang sama dan tentunya ide-ide ini tidak akan terlaksana atau tercapai jika kita berjuang sendiri. Tidakkah anda melihat bahwa inilah kekuatan komunitas? Apakah anda masih berpikir bahwa anda bisa berjuang sendiri? Carilah orang lain, carilah komunitas !

***diambil dari postingan blog milik Kk Amavolta.
Bagikan di Google Plus

About bisotisme.com

Salah satu admin di tim admin yang mengurus web ini.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar