Laura dan #Geser untuk #Rokatenda

Catatan aksi gerakan seribu SMPK St. Theresia Kupang untuk pengungsi Rokatenda

Seorang siswi SMPK St. Theresia Kupang yang mau beraksi untuk Rokatenda lewat GESER. Sebuah kebanggaan bagi kita semua. Kk Dicky Senda pasti bangga punya murid seperti ini. Kita semua pun bangga!

Namanya Laura. Laura Kennenbudi. Siswi kelas VII D SMPK St. Theresia Kupang. Sosok yang easy going dan super komunikatif, begitu kesan pertama saya berkenalan dengan Laura. Laura cerdas dan aktif mengikuti hampir semua kegiatan di sekolah. Dia juga pemusik yang handal. Setiap kali sekolah mendapat jadwal koor di Katedral Kristus Raja Kupang, Laura biasanya juga akan duduk di kursi pianis.

[caption id="attachment_1452" align="alignnone" width="299"]laura2 Laura (dengan tanda lingkar) bersama kru Jurnalisme Pelajar Speqsanthers[/caption]

 

Beberapa waktu lalu, ketika aksi solidaritas untuk pengungsi Rokatenda bergulir di mana-mana, dalam dunia nyata maupun maya, Laura termasuk yang begitu peduli dan menyambut baik ide saya untuk melakukan gerakan seribu rupiah di sekolah. Malam itu secara medadak saya mention ke akun twitter Laura, Ria Ludony dan Ivanna Fulbertus, tiga sosok siswi yang saya tahu betul reputasi dan semangat juang mereka. Saya bilang, yuk, jangan mau kalah sama yang lain. Kita bikin aksi gerakan seribu rupiah (geser) di sekolah besok. Siap? Mereka selalu siap.

Saya kirim SMS ke Laura, “tolong cetak tulisan ‘geser dari speqsanthers untuk #rokatenda’ dan ‘mana seribu rupiahmu untuk #rokatenda?”. Laura selalu cekatan dalam segala hal. yang genting sekalipun. Besok pagi-pagi, ia sudah muncul di ruangan saya dengan 4 lembar tulisan permintaan saya.

Pagi itu kotak amal dengan segera saya bikin, lem, taaadaaaa... jadilah kotak amal yang sehari itu bergeser dari satu kelas ke kelas yang lain, dari kantin sekolah hingga ke kantin kampus Unwira tetangga SMPK St Theresia. Laura dan Tara, dibantu Stevy, Benyamin dan Hanny, hari itu menjadi murid saya yang paling luar biasa. Sejenak saya melihat ada gurat malu-malu, mungkin dalam benak mereka ada pikiran seperti ini: ‘ih kok begini sih rasanya’, tapi itu sejenak saja.




[caption id="" align="aligncenter" width="400"] Laura sedang beraksi di kelas IX B Speqsanthers[/caption]


Sejurus kemudian semua menjadi sangat bersemangat dan tanpa ada beban apapun, apalagi rasa sungkan dan gengsi. Satu ujian mental nan kecil telah mereka lampaui. Saya bangga. Kesempatan ini jelas telah melatih sensivitas afeksi (perhatian) mereka, hati dan budi mereka. Kalian lulus.
Ketika hasil geser akan dikirim ke posko Flobamora Community di Ende, Laura datang ke ruangan saya dan bilang,

“Pak, boleh sonde beta ju buat kotak amal di beta pung toko?”

Saya jawab, “Awii Lauraaaa, bisa sekali itu. Pokoknya lu buat saja. Pak percaya lu bisa tangani semua... intinya lu su awali dengan niat baik, pasti jalannya juga baik.”

“Oke paaak...” Laura berlalu dengan senyum sumringah.

Besoknya, Laura mengirim twitpic ke twitter saya, “Pak ini model kardus amalnya. Saya buat agak buru-buru jadi kurang rapi. Sudah saya taruh di toko saya.” FYI, Laura punya toko elektronik, namanya Bidcab di daerah Kuanino.

***Untuk kisah selengkapnya silahkan klik di Blog-nya Kak Dicky Senda.
Bagikan di Google Plus

About bisotisme.com

Salah satu admin di tim admin yang mengurus web ini.
    Komentar
    Komentar melalui Facebook

1 komentar:

  1. selamat ya, sukses selalu menyertai Laura dan kawan2 disini

    BalasHapus