Timor Pung Carita

Jika ada seseorang musisi yang nama dan karyanya terkenal bahkan fenomenal tapi sebaliknya sosok atau wajahnya seperti apa malah tidak diketahui orang, maka dialah Dj Nildo Ferraz (http://djnildoferraz.no.comunidades.net). Oke, di negeri asalnya Brazil mungkin yah dia sangat dikenal, tapi tiba-tiba di sepanjang tahun 2011 kemarin karyanya begitu berkibar di NTT khusunya di Timor (daerah lain di luar Timor saya gak tahu persis). Itu yang bikin saya penasaran dan mencari infonya di om Google. Agak susah memang karena jejaknya tak banyak di internet, kalaupun ada semuanya berbahasa Portugis bukan Inggris apalagi Indonesia!

Musiknya sangat terkenal di kalangan angkutan kota di Kupang atau di Soe, di bus-bus lintas Kupang-Atambua dan dalam berbagai acara pesta. Di berbagai jenis hape yang dipegang masyarakat khsusunya di kalangan anak muda, maka nama Dj Nildo Ferraz dan lagu-lagunya yang bikin badan tiba-tiba meriang pengen ajep-ajep seperti yang ada DISINI (http://www.4shared.com/folder/vm_KhiHb/DJ_NILDO_FERRAZ.html.) Itulah musik, dengan bahasa universalnya ia bisa diterima dan dinikmati siapapun, bahkan mungkin hanya ngerti musiknya bukan liriknya.

Saya sendiri tahu musik-musiknya Nildo dari para keponakan saya yang sudah rajin berbagi lagu-lagu tersebut via HP di sekolah. Entah bagaimana cerita awal mulanya sehingga Nildo bisa begitu tenar di Timor. Dalam benak saya menduga masuknya karya Nildo kemungkinan lewat saudara-saudara di Timor Leste, tetangganya Timor Barat. Karena jelas mereka lebih bisa mengerti bahasa Portugis ketimbang kita. Mungkin ini juga kekuatannya internet dan teknologi MP3juga bluetooth sehingga semua orang bisa leluasa berbagi lagu dan Dj Nildo sendiri bisa terkenal di tempat yang sama sekali tidak ia ketahui, sama halnya para penggemar musiknya di Timor yang juga tidak familiar dengan wajah Nildo itu sendiri. Pas sudah ceritanya.

Di Kupang ataupun di SoE, saya lebih sering menggunakan transportasi umum seperti angkot dan bus, makanya hafal betul lagu apa saja yang paling sering diputar oleh para supir sekarang hingga 6 bulan kemarin. Suka penasaran saja sih sebenarnya sama tred budaya pop di kampung sendiri. Selera musik orang Timor itu ‘ajaib-ajaib’ deh. Selain nama Nildo Ferraz, ada juga TIME yang direcycle grup Black Eyed Peas. Lagu yang sama bahkan diremix ulang (entah oleh siapa, yang jelas bukan oleh Will.i.am) dengan berbagai versi gak jelas tapi terus-terus diputar. Ahh.

Ada juga Kangen band (meski sebagian personelnya masih di penjara) tapi tetap eksis lho. Bahkan lucunya saya masih sering dengar single Ramadhannya grup band yang terkenal dengan lagu Aishiteru, Zivilia, dengan penggalan liriknya seperti ini, “Dalam sujudku berdoa, dalam tangisku memohon, astafirrulah bukalah pintu TaubatMu…” hahahaha sampe hafal kan saya? Sinetron bangeeet.
Bahkan lebih ajaib lagi, di banyak angkot lampu 6 atau 27 kota Kupang, saya juga masih sering dengar beberapa lagu dari penyanyi yang saya duga sama, perempuan. Lagunya berbahasa Bali, agak pop rock sendu-sendu gitu deh. Berasa lagi anek angkot menuju desa di Klungkung. Jiaaahaaaa. *tepok jidat*

Sudah saya bilang, selera musik orang Timor itu ajaib.
Di pesta-pesta di Timor, karya-karya musik Sius Otu atau band Nakroma (yang mayoritas lagu-lagunya berbahasa dan berirama Timor-Tetum-sedikit Portu, cocok untuk berdansa.) kini lagi naik daun. Tapi lebih seru lagi kalau orang Timor suka sama lagu Ja’inya orang Bajawa hahahaha. Saya juga mau angkat topi buat om Sius Otu yang berhasil membangkitkan lagi semangat menari Bonet bagi orang Timor, sebagaimana Ja’I, Iki Mea, Dolo-dolo dan Gawi berkembang dan lestari hati orang-orang Flores dulu sampai sekarang.
Saat ini sudah hari ke-3 di tahun 2012, entah akan ada kejutan apa lagi dari orang Timor sendiri dalam mengapresiasi berbagai jenis musik yang ada. Bagus juga sih sebenarnya jika kita punya selera musik sendiri, yang boleh dibilang kadang melawan arus utama musik-musik yang sedang berkembang di Jawa, di ibukota. Dan posisi Timor Barat (Kupang, dll) sendiri yang misalnya karena berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste yang lebih Portu, paling gak sudah memberikan warna tersendiri bagi warna budaya pop orang Timor, orang Kupang, orang NTT.

Ini su Timor pung carita…selalu bikin beta tertawa geli sendiri.

Baca Juga: Susahnya Menyingkirkan Meriam Belinna dari Jalur Trans Timor (link: http://naked-timor.blogspot.com/2011/07/susahnya-menyingkirkan-meriam-bellina.html )
SOE, 3 Januari 2012
Christian Dicky Senda. Blogger, pengagum Christoph Nolan. Penikmat sastra, psikologi, film dan kuliner. Penulis antologi puisi Cerah Hati (cetakan ke-2, Februari 2012). Hobi melamun, mojok di toko buku, bereksperimen di dapur dan berkicau di twitter/@dickysenda. Kini menetap di Soe.
Sumber foto: http://djnildoferraz.no.comunidades.net
Bagikan di Google Plus

About bisotisme.com

Salah satu admin di tim admin yang mengurus web ini.
    Komentar
    Komentar melalui Facebook

2 komentar:

  1. hehehehe, teringat kembali cerita seorang kawan yang pernah keliling ntt, sampai hafal lagu2nya........mantapppppp

    BalasHapus