Bidikan kegiatan Manekat Neu Pah Timor
Selamat pagi, Soe.
Berawal dari obrolan iseng bersama teman teman Forum Soe
Peduli (FSP) untuk membuat kegiatan yang menarik minat masyarakat
terkhususnya pemuda Soe dalam hal seni disertai dengan kenekatan tanpa
berpikir dan menimbang terlalu lama maka terserengagaralah Malam
Apresiasi Seni bertema Heart For Our MotherLand yang kemudian
diterjemahkan ke bahasa dawan menjadi Manekat Neu Pah Timor.
Pagi ini, saat terbangun dari tidur yang belum cukup, saya masih berasa seperti mimpi untuk acara kemarin. Dan saya kemudian merasa beruntung karena mimpi tersebut dapat terwujud.
Pagi ini, saat terbangun dari tidur yang belum cukup, saya masih berasa seperti mimpi untuk acara kemarin. Dan saya kemudian merasa beruntung karena mimpi tersebut dapat terwujud.
Manekat Neu Pah Timor, cinta kepada tanah Timor menjadi
tema yang diusung oleh FSP dalam pentas seni semalam. Tema tersebut
diangkat bersamaan dengan momen hari kasih sayang, untuk mengingatkan
kepada kita, generasi muda TTS bahwa cinta kepada tanah kelahiran itu
pun penting dan seharusnya mengakar dalam kehidupan kita. Wujud rasa
cinta tersebut dapat dimulai dengan hal kecil, salah satunya dengan
mencintai budaya kita sendiri.
Forum Soe Peduli kemudian berani mengambil langkah pertama
untuk meuwujudkan hal tersebut. Tanpa disponsori oleh pihak manapun,
murni swadaya anggota FSP. Karena kami memiliki kerinduan suatu
perubahan yang baik terjadi atas kota Soe ini. Soe memiliki potensi yang
cukup besar serta banyak hanya masih belum ada wadah untuk dengan
mudahnya para pecinta seni ini mengapresiasikannya.
Persiapan
Tidak banyak waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan
acara ini. jika dikatakan mendadak mungkin juga seperti itu. Awalnya
kami hanya berencana membuat acara kecil-kecilan saja di depan rumah
salah satu teman, tetapi setelah melalui rapat dan karena kenekatan
akhirnya bisa meminjam lapangan Voli Asrama Polres yang merupakan
jantung kota Soe.
Persiapan sesungguhnya dilakukan 7 hari menjelang hari H.
Dari situlah baru kami mengurus semuanya, mulai perijinan lapangan,
surat undangan ke sekolah-sekolah, publikasi ke radio, meminjam sound,
tenda, lampu, mengurus untuk sambungan listrik dan lainnya.
Anggota yang aktif bekerja sampai hari H adalah Joseph
Daniel, Cheny TutFaut, Grace Mone, Josua Sriadi juga saya. Sedangkan
anggota lain yang juga banyak terlibat namun tidak bisa mendampingi
sampai hari H karena ada kesibukan lain adalah Sherly Leo, Irene Ully,
Joce Lodo, Angel Nalle, Nansi Amu. Dan dua anggota yang adalah tamu dari
Kupang adalah Nike Frans dan Dicky Senda.
Sampai hari sabtu pagi kami tak banyak mendapat kepastian
siapa saja yang bakal mengisi acara, kami pun saat itu hanya berlima
dalam mempersiapkan semuanya. Tapi anehnya dalam hati kecil saya tidak
ada perasaan pesimis, saya berpikir kalau pun tidak banyak yang mengisi
acara maka kami yang akan banyak beracara, hehe, dalam arti ini adalah
acaranya kami, jadi ini saatnya kami bersenang-senang mengungkapkan
kecintaan kami pada tanah lahir tanpa perlu melihat jumlah siapa saja
yang menonton kami. Apalagi melihat waktu publikasi kami yang kurang.
Manekat Neu Pah Timor
Hari Sabtu, 15 Februari 2014, kami menciptakan sejarah
baru, ada sekelompok anak muda yang mau memulai membuat suatu acara Seni
yang masih sangat jarang di kota Soe. Tenda dipasang sekitar jam 11
pagi, bersamaan dengan datangnya Sound, dan ketika instalasi listrik
telah dipasang maka sounding untuk acara Manekat Neu Pah Timor pun
dimulai. Kami hanya berlima saat itu.
Pukul empat, rombongan pengisi acara dari SD GMIT SOE 2 pun
berdatangan adek-adek cantik dan ganteng berbusana adat, tampak para
orang tua antusias mengantar.
Kemudian dibuka oleh saya dan Cheny maka acara Malam
Apresiasi Seni, Manekat Neu Pah Timor pun dimulai. Ada pembacaan puisi
oleh Dicky Senda yang membawakan puisinya Pak Joko Pinurbo, kemudian ada
persembahan lagu daerah dari Nike dan Cheny diiringi oleh gitaris
tetap malam itu, Kak Joseph Daniel. Mereka membawakan lagu Flobamora,
Ofa Langga, Tebe O Nana. Sedangkan Nike kemudian membawakan lagu Ailo e
Kasian, suatu lagu berlirik sedih yang menceritakan tentang seorang
laki-laki yang ditinggal pergi kekasihnya sehingga dalam kesepiannya
tidak bisa tidur, dia menciptakan lagu tersebut.
Selanjutnya SD2 tampil memukai dengan tari likurai, para
laki-laki dengan pedangnya menari dengan hentakan kaki yang mantap,
diiringi gong dan musik, serta perempuan berkebaya menari dengan
gemulai. Kemudian saya tidak mau kalah membacakan puisi, dari pak
Sapardi berjudul pada suatu hari nanti.
SMP N 2 Soe tampil manis saat itu dengan tarian oko mama, yang juga adalah tarian asli Timor, terlihat ibu pelatih mereka, Ibu Letor yang sejak dulu aktif melestarikan budaya timor kepada anak murid hadir bersama mereka.
Sambil menunggu pengisi acara yang lain, kami menarikan
tarian bonet, seorang bapa tua juga turut hadir, lalu Bapa itu yang
bernama Bapa Busi menceritakan tentang makna tarian bonet yang berarti
kebersamaan, karena sejak dahulu kala orang Timor selalumenyelesaikan
semua permasalahan dengan kebersamaan. Pada tarian bonet juga biasanya
dimasukan tutur-tutur yang merupakan nasihat atau ajakan kepada
masyarakat atau bisa berupa kritik yang disampaikan secara halus juga
untuk kebaikan bersama.
Kita pun kedatangan tamu dari kupang, kaka kaka dari Dusun
Flobamora ada di sana, ada Mario Lawi yang kemudian banyak memancing
histeria para penonton dengan puisi sederhananya berjudul kartu pos.
Sederhana tapi nancap di hati. Ada juga maestronya teater mas Ragil
Sukriwul yang menampilkan puisi pertamanya berjudul ‘To’o Kasi Be Doi
do’ lalu ada kaka Dody Doohan dan Om Yopi Talan yang juga pastinya tidak
ketinggalan menyumbangkan puisi-puisi dengan penjiwaan yang baik.
Tidak hanya sastra yang berbicara, tapi ada banyak sekali
persembahan lainnya. Adek-adek dari SD Inpres SEKIP menampilkan modern
dance juga menyanyi Bunda, dari STKIP soe, kampus tempat Kak Joseph
mengajar juga mewakilkan dua mahasiwa mereka untuk membawakan lagu dan
solo dance yang menarik sekali. Juga ada pembacaan puisi dari siswa SMA
N1. Kemudian SMP N 1 soe dengan tiga orang dancernya menampilkan tarian
modern yang indah.
Ada juga kaka-kaka dancer yang sudah sering tampil ke layar
kaca yaitu kak Dicky Petrus, Kak Paulus Dethan dll yang beberapa kali
tampil sepanggung dengan Agnez Monica, sungguh merupakan hiburan yang
sangat luar biasa keren dapat menyaksikan kaka-kaka itu tampil dalam
jarak dekat seperti semalam. Apalagi lagu-lagu dance mereka juga
dicampur dengan lagu daerah Timor.
Malam itu kaka rapper dari H2K kupang juga berkesempatan
mengisi acara, ini merupakan kali kedua kaka Kevin ini hadir, pertama
saat Charity Act untuk Rokatenda tahun lalu.
Kota Soe juga dihibur oleh penampilan Soe Generation Squad, komunitas DJ dan Rapper di kota soe. Dipimpin oleh DJ Budi mereka menampilkan penampilan lagu yang lirik-liriknya mempromosikan kota Soe.
Anggota Forum tak mau duduk diam, Nike, Sherly, Angel pun
menyumbangkan puisi yang sepertinya mewakili perasaan masing-masing.
Semua terlihat bahagia malam itu, segala suntuk, lelah, rasa dingin
sirna dengan hangatnya suasana malam apresiasi seni Manekat Neu Pah
Timor. Itu yang kami harapkan, bukan persoalan seberapa banyak yang
menonton, tapi bagaimana kami dapat dengan bebas menikmati seni.
Pukul setengah sepuluh malam, kami mengakhiri acara ini dengan Ja’i bersama sungguh kebersamaan yang indah.
Saya menutup hari itu dengan senyum. Tidak lelah sama
sekali, ini merupakan impian kami yang sudah terwujud dan kami rindu
untuk dapat kembali melakukan hal ini.
Pada akhirnya,
Terima kasih kepada semua pengisi acara SD G Soe II, SMP N
2, SMP N1, STKIP, SD Sekip, SMA N 1, SoE Generation Squad ,H2k, Rapper
Soe, Kaka-kaka Dancer Soe, Komunitas Dusun Flobamora yang sudah mau
berbagi dengan kami. Menyajikan pertunjukan seni yang masih menjadi
tontonan langka di Soe ini.
Terima kasih kepada para pendukung terselenggraanya acara ini, perijinan dari polisi, sound, lampu,tenda dan lainnya.
Terima kasih kepada cuaca, yang walau mendung tapi tak sampai hujan.
Terima kasih untuk semua yang sudah menonton acara ini. semoga terhibur dan kita semakin mencintai daerah ini, tanah Timor ini.
Lalu, terima kasih kepada saudara-saudara saya. Orang-orang
yang dulunya asing tapi sekarang sudah selayaknya Saudara. Teman-teman
Forum Soe Peduli untuk kebersamaan yang indah, untuk gelak tawa,
keringat, kegugupan yang dibagi bersama. Saya mencintai kalian dan salah
satu alasan Forum ini tetap ada, karena bersama kalian, saya berasa
lebih hidup. Terima kasih untuk semuanya. Jangan berhenti bermimpi untuk
Soe, untuk Timor yang lebih baik. Percayalah, Ibu Pertiwi semalam
tersenyum untuk kita.
Dan, semoga, kami dapat melakukan hal-hal yang baik untuk TTS tercinta ini.
Salam kepedulian.
Diambil dari blog Sandra Frans.
Foto-foto kegiatan selengkapnya, silahkan kunjungi di sini.
Saya suka kegiatan ini, ditulis dengan indah pula oleh Sandra. Mencintai tanah kita. Dan yang saya catat; bukan dari berapa banyak penontonnya, tapi bagaimana kepuasan kita menikmatinya. Bravo kakak2 FSP, kalian keren!
BalasHapus