sumber foto pernikahannya tetangga belakang rumah saya :)
Masing-masing daerah di Indonesia pasti punya adat pernikahan menurut budaya tertentu. Tidak luput juga dengan Daerah saya, Kabupaten Ende. Mungkin yang saya bahas ini lebih dikhususkan pada suku Ende. Karena di Kabupaten Ende sendiri ada dua suku, suku Ende dan suku Lio.
Tertarik membahas tentang pernikahan karena waktu beberapa hari lalu saya kultwit tentang Pernikahan adat Ende ini ternyata banyak yang respon, sampai difollow seorang editor buku. What a honor ;)
Sebelumnya saya memang tidak begitu tertarik mengupas tentang adat pernikahan, tapi banyak teman-teman seumuran saya yang mulai menikah jadi alur bahasan pun berubah, dari cinta-cintaannya pacaran ke jenjang pernikahan.
Sejak perkenalan dan begitu niat serius itu ada maka pihak pria akan bersilaturahmi ke rumah wanita dengan hantaran berupa makanan (kue-kue dan buah), disini pihak pria akan menyampaikan maksud kedatangannya, seperti halnya lamaran, di Ende disebut Mendi Bha Raka. Jika kedatangan pihak pria diterima oleh pihak perempuan akan mengumpulkan anggota kerabatnya dalam tenggang waktu paling lama seminggu untuk acara Bhaze Dhuza atau Balik Dulang. Mungkin disebut Balik Dulang karena jaman dahulu panganan dan buah ditata di atas dulang, bukan seperti sekaramg dengan kotak kue atau keranjang parcel :p. Syarat pada tahap ini, jika pihak pria datang membawa hantaran sekian dulang maka pihak wanita harus mengembalikan jumlah dulang yang sama pada hari Bhaze Dhuza. Dihantar 10 dulang yah dibalikin 10 dulang juga, tapi jenis panganan tidak harus sama seperti dari pihak laki-laki.
[slideshow]
Tahapan selanjutnya adalah Mendi Belanja, sebelum memasuki tahapan ini pihak laki-laki terlebih dahulu mengumpulkan kerabat dan kenalannya dalam acara Minu Ae Petu atau Minum Air Panas. Ini bukan keluarganya dikumpulin terus disuruh minum air panas yang bisa bikin lidah melepuh itu. Haha.. Ini lebih ke acara temu keluarga dan kerabat dengan suguhan kue-kue dan minuman, dan tamu undangan tersebut membawa amplop (yang ada isinya lho yah) dengan maksud akan dikumpulkan untuk membantu biaya nikah yang akan diminta oleh pihak perempuan.
Di acara Mendi Belanja pihak Pria mengutus kurir sebagai pembicara di hadapan pihak keluarga perempuan. Yang diutus ini harus pria. kurir ini yang akan menjadi penawar atau peloby kalau bahasa kerennya :D wani piro? Eh!
Pihak keluarga perempuan akan menentukan harga belis atau sejumlah harga uang, hewan ternak, perlengkapan lain yang harus dihantarkan pada hari itu juga. Jika tawar menawar harga pas, kurir ini akan kembali ke mabesnya pihak Pria dan hantaran belis dibawake rumah perempuan. Nah, pada hari ini juga akan ditentukan tanggal pernikahan. Jangan anggap remeh tahap ini, salah nego, duit kurang, pria tidak sanggupi harga yag diminta, bisa-bisa pernikahan batal! Sekali lagi saya bilang bisa batal! *telan ludah*
Sore hari sebelum hari H ada acara Tandi Kelambu yaitu acara menghias kamar pengantin oleh pihak keluarga perempuan di rumah perempuan. Karena disini acara hajatan inti adalah di rumah perempuan. Secara sudah dihantar uang untuk belanja acara gitu buat pihak perempuan.
Pada malam sebelum hari H, selain acara Debha atau bacaan Rawi kidung puji-pujian bagi Rasulullah, adat Ende juga punya malam pacar lho, biasa disebut Pa’I Laka.
Hari H, ada Akad Nikah yang mengikuti syariat Islam. Biasanya prosesi berikut pada sore hari adalah Jeju Ata Nika (arak-arakan pihak pria menuju rumah wanita) lalu terjadilah Pa’dhi resepsi sederhana ala Ende. Kedua mempelai duduk di di pelaminan dihadapan tamu undangan. Ine-ine Ende dengan Lambu (berbaju adat) Ende dan Lawo (Sarung) beredarlah cemilan paling dinanti wetti (sirih pinang). Makan wetti nyambi nonton mempelai malu-malu di pelaminan, wow! Asek! Hahaha
Sudah selesai acaranya? Belom. Jangan senang dulu. Masih ada isi dompet yang harus dikuras.
Di pelaminan boleh heboh dengan raja dan ratu sehari, tapi tidak bagi pihak yang bertanggungjwab dalam sesi Isi Kumba-Ae Nio. Dalam bahasa Ende sendiri Isi Kumba berarti Isi dari Gentong, Ae Nio itu air kelapa. Kenapa disebut demikian, karena menyangkut Isi dapur rumah tangga.
Yang bertanggungjawab dalam sesi ini adalah Ka’e embu atau paman-paman dari mempelai wanita dengan pihak laki-laki. Paman-paman ini akan menghantarkan sejumlah barang pada hari H kepada pihak wanita. Untuk Isi Kumba ditanggung oleh paman si perempuan dari pihak ibu (saudara ibu) dengan hantaran berupa perlengkapan wanita yaitu pakaian, sarung Ende, emas, dsb. Dan Ae Nio ditanggung oleh paman si perempuan dari pihak Bapak (saudara Bapak) dengan hantaran berupa perlengkapan untuk mempelai pria.
Lalu pihak pria yang bertanggungjawab dalam sesi ini bertugas membayar sejumlah harga yang diminta untuk hantaran Isi Kumba-Ae Nio. Dihantar oleh paman si mempelai perempuan, tapi pihak prialah yang harus membayar kembali kepada pihak yang bertanggungjawan atas sesi Isi Kumba Ae Nio itu. Sedikit catatan bahwa harga yang diminta itu tidak harus sama dengan jumlah harga semua hantaran Isi Kumba Ae Nio. Dan semua masih bisa ditawar.
Demi nyai, abang rela deh tawar ampe dower. Hihi :p
Lalu mempelai pria nginap di rumah mempelai wanita selama kurang lebih seminggu dan kemudian pihak keluarga wanita menghantarkan kedua manusia ini ke rumah pria untuk tinggal menetap menjalin rumah tangga yang bahagai disana. Karena disini jenis perkawinan Patrilinear :D
Dalam pelaksanaannya adat ini bisa dikondisikan lho yah, misalnya dalam kasus MBA (married by accident) biasanya beberapa tahapan akan dilanggar, intinya untung mempercepat proses pernikahan dan mensahkan kedua insane itu. Tahapan juga dihilangkan untuk perkawinan orang Ende dengan bukan Ende. Lebih banyak memilih cara Nasional.
Demikianlah sedikit tentang Pernikahan adat Ende. Kalo ada yang kuang lengkap mohon dimaklumi yah :D *turun podium*
***Fauwzya Dean, dari http://fairyzie.blogspot.com/2011/11/pernikahan-adat-ende.html
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Pernikahan adat Ende memang seru :D apalagi pas sesi antar belanjanya ituh hahaha :D
BalasHapuskk d'ND tnggl d'jlan mana yah??
BalasHapusSanti : di jalan Irianjaya kalo saya mah :D kalo yang nulis ini si Fauwzya tinggal di Paupanda Bawah... Santi di mana? Yuk gabung?
BalasHapusmantap
BalasHapus