Menjadi yang minoritas di kelas memang mengasyikkan namun kadang menyakitkan. Mengasyikkan ketika cepat dikenal dosen, cepat dikenal teman seangkatan dan menyakitkan ketika dicap berasal dari daerah kering, tandus, kolot, bahkan primitive. Rupanya mereka telah tersihir dengan berbagai macam iklan dan acara di televisi yang hanya menonjolkan bahwa kita orang Timur, khususnya Nusa Tenggara Timur, masih kolot dan terbelakang. Saya memang satu-satunya mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur di dalam kelas dan satu-satunya mahasiswa yang nama lengkap saya ditempel dengan yang namanya Family name.
“Well, what is MBELE?” Hampir semua dosen bertanya demikian.
“Uhm, MBELE is my family name, Sir. MBELE is my family name, Mom!”
“Where are you from?”
“I’m from East Nusa Tenggara, Sir. Flores Island”
“So you from Kupang?” Hellooo.. Flores ya Flores Pak, Kupang di Pulau Timor. Ckckckc.. Kasiaan.
“No, Sir. In Ende Regency. Kupang is the Captital City of East Nusa Tenggara. It’s in Timor Island. Do you know Kelimutu Lake, Sir?”
“Kelimutu Lake? Uhm….”, belum dijawab pun saya sudah tau jawabannya. Antara ya dan tidak. What the hell is that?
Pertanyaannya sekarang : Kita yang kurang promosi atau mereka yang tidak belajar?
Danau Kelimutuku sayang, Danau Kelimutuku malang. Apakah mereka tidak pernah menggunakan uang Lima Ribu Rupiah (yang lama) untuk bertransaksi? Apakah mereka benar-benar tidak tau Danau Terunik di Indonesia?
Ini baru Danau Kelimutu, belum Kuda Sandlewood, Pantai Mali, Pantai Lasiana, dan yang lainnya.
Teman-teman saya bertanya bagaimana rupanya Nusa Tenggara Timur, bagaimana rupanya Flores, dan bagaimana rupanya Ende. Asumsi mereka selama ini adalah Flores sangat dekat dengan Australia, sama halnya Batam dan Singapura bahkan Kalimantan Timur dan Malaysia. Nusa Tenggara Timur itu primitive. Mereka pernah bertanya apakah di Ende ada warnet atau tidak? Saya hanya tersenyum saja. Ada kok, sama kayak di sini. Ada bandara?, ada mall gak?, ada Supermarket? Bla bla blaa..
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membuat saya agak sedikit terluka, sedih mendengarnya.
Pertanyaannya sekarang : Kita yang kurang promosi atau mereka yang tidak belajar?
Hanya Sasando, Komodo, kolot, panas, kering, dan primitive yang mereka tau tentang bumi kita, Bumi Flobamora.
Tulisan ini kiriman ;
#titynlunatic
KITA YANG KURANG PROMOSI ATAU MEREKA YANG TIDAK BELAJAR??
Blogger NTT
,
ENDE
,
Flobamora Community
,
Kelimutu
,
NTT
,
Promosi
Edit
Sepertiny pihak2 terkait memang harus lebih giat lg mempromosikan dan menggali potensi pariwisata yg ada. Bayangin.. Saya pun mengira danau Kalimutu itu berada di Kalimantan hanya karena sama2 berawalan KALI *sombong *diusir :)))
BalasHapusDan benar sekalih abang... (Eh ini abang2 kan? :p)
Flores pd umumny msh dianggap primitif dan jauh dr akses internet. Secara yg sering tampil di TV "seperti itu"
Matur nuwun :D
wah kayaknya saya mesti belajar lebih banyak lagi deh, saya agek tersinggung gituh pas baca ini,
BalasHapustetep promosiin aja yah
tengskiyu
Mempromosikan wisata menjadi tanggung jawab kita bersama :D jangan ragu untuk bercerita tentang wisata kiga kepada siapa saja, lewat media apa saja :D
BalasHapusIya mbak Nur... itu betul2 harus menjadi tanggung jawab dan tugas kita bersama :D lebih detail menyebut tempat, misalnya, "Kelimutu itu di Ende, pulau Flores, propinsi NTT, lhoooo." karena kadang orang cuma bilang, "Kelimutu itu di Flores!" nah lho :p ntar orang mikirnya jadi melebar... Kelimutu bisa saja di Maumere atau Ruteng kan? :D wkwkwkwkw... makasihhhh :p
BalasHapus